Newest Post

Archive for Oktober 2014

Skema Sambungan Antar Kabel

Ada dua teknik pemasangan kabel yang biasa diterapkan di sebuah rumah, yaitu inbow dan outbow. Keduanya sama-sama menempel di dinding rumah. Untuk teknik inbow, unit perlengkapan listrik (stopkontak, kabel dan saklar) ditanamkan ke dalam dinding sehingga terlihat menyatu dengan dinding. Sedangkan teknik outbow, unit perlengkapan listrik diletakkan pada permukaan dinding, seolah-olah menempel dan terlihat menonjol pada permukaan dinding.
Dari sudut pandang keindahan, teknik inbow terasa pantas untuk diterapkan. Teknik ini cenderung permanen (tetap) karena untuk memasangnya perlu ditanamkan ke dalam dinding. Berbeda dengan teknik outbow yang terlihat menonjol pada permukaan dinding, terkesan sedikit “berantakan”. Namun, teknik outbow lebih mudah dan murah dalam penerapannya.
Ada beberapa hal yang mendasari perlunya titik stopkontak / saklar lampu berada pada posisi menempel di dinding. Faktor keamanan dan kenyamanan adalah alasan terpenting untuk menjadikannya seperti itu. Selain tidak menghalangi / mengganggu penghuni rumah saat selama beraktivitas, letak stopkontak / saklar (biasanya) berada pada area yang memiliki tinggi sama dengan area sekitar bahu manusia. Posisi tersebut, selain memiliki kemudahan untuk di-akses, juga relatif terhindar dari gangguan (benturan / senggolan) gerakan anggota tubuh (tangan / kaki).
Kondisi posisi seperti itu akan berefek sama dengan kabel yang tersambung pada unit stopkontak / saklar. Sehingga, guna memenuhi kebutuhan pembuatan jalur kabel baru maupun penambahan / memodifikasi jalur kabel yang telah ada, teknik outbow cenderung aman diterapkan. Selain mudah untuk dikerjakan sendiri dengan biaya yang relatif lebih murah, waktu pengerjaannya pun dapat diatur sesuai kondisi dan kesempatan yang ada. Disamping itu, keberadaan kabel dapat disembunyikan menggunakan protektor (pelindung) kabel sehingga hasil akhirnya terlihat lebih menyatu dengan dinding.
Menyambung kabel pada stopkontak
Gambar : Sambungan Kawat untuk Stopkontak
Gambar : Sambungan Kawat untuk Stopkontak
Kode Angka :
  • 1 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan sumber listrik.
  • 2 :  Kabel 3 X 2,5 mm² terhubung dengan jalur stopkontak baru.
  • 3 : Kabel 3 x 2,5 mm² terhubung dengan jalur stopkontak lama.
Kode Huruf :
  • A : Sambungan 3 kawat Hitam
  • B : Sambungan 3 kawat Biru
  • C : Sambungan 3 kawat Kuning
Keterangan :
Gambar : Bagian Luar dan Dalam Stopkontak 1 (satu) lubang.
Gambar : Bagian Luar dan Dalam Stopkontak 1 (satu) lubang.
Pada keterangan Kode Huruf, saya menyebutkan sambungan warna pembungkus kawat. Bukan jenis arus listrik yang mengaliri kawat tersebut. Secara default, warna kawat menjelaskan jenis arus listrik sbb. : hitampositif, biru = netral dan kuning = arde. Tetapi realita di lapangan bisa berbeda penerapannya.
Unit stopkontak yang saat ini beredar umum dipasaran, dapat kita temukan dengan jumlah lubang yang berbeda-beda. Mulai dari satu hingga empat lubang yang biasa dijual pada toko-toko perlengkapan listrik. Hal yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan dari unit stopkontak itu sendiri. Anda dapat langsung mengenali tinggi-rendah kualitas bahan stopkontak dari harganya.
Kabel yang digunakan untuk menyambung unit stopkontak, lebih baik menggunakan kabel 3 x 2,5 mm untuk rumah dengan kapasitas 900VA s/d 4400VA.
Susunan sambungan kawat antar kabel untuk menyambung stopkontak tidaklah rumit, cukup mengikuti warna pembungkus kawat tembaganya saja (biru, hitam dan kuning).
Gambar : Bagian Luar dan Dalam Stopkontak 2 (dua) lubang.
Gambar : Bagian Luar dan Dalam Stopkontak 2 (dua) lubang.
Sehingga, jika hendak membuat jalur stop kontak baru di tengah jalur kabel antara sumber daya dan titik stopkontak, anda tinggal memotong di bagian tengah kabel.
Sediakan kabel baru sesuai panjang jalur yang hendak ditambahkan. Kelupaskan kulit setiap pembungkus kawat tembaga (9 kawat). Lilitkan setiap tiga kawat tembaga yang memiliki warna pembungkus sama menjadi satu, lalu bungkus setiap lilitan menggunakan pembungkus kabel / salotip (point A, B dan C pada gambar).
Memasangkan kawat tembaga pada unit stopkontak, juga tidak rumit. Ada perbedaan “jeroan” antara unit stopkontak satu lubang dengan unit stopkontak berlubang lebih dari satu. Namun, secara konsep tetap sama. Kawat kuning selalu dipasangkan pada bagian yang memiliki tanda “arde” (biasanya pada bagian tengah). Sedangkan kawat biru dan hitam di sisi kiri dan kanan kawat kuning.
Ada beberapa aturan main yang sebaiknya anda ketahui dalam hal posisi memasangkan kawat berdasarkan jenis arus listrik di stopkontak dan steker. Anda dapat membaca pembahasannya di artikel Steker, Stopkontak dan Arus Listrik.
Menyambung kabel pada saklar lampu
Kita mengenal unit saklar cenderung indentik dengan perangkat yang disandingkan dengan lampu. Karena memang secara tujuan dan pemakaiannya lebih banyak berhubungan dengan lampu. Sama halnya dengan jumlah lubang pada unit stopkontak, satu unit saklar dapat dilengkapi dengan beberapa swicth on-off (nyala/mati). Switch on-off yang pernah saya temukan beredar di pasaran adalah satu hingga tiga switch pada sebuah unit saklar. Saklar dengan satu (tunggal) dan dua (ganda) switch on-off adalah yang paling umum beredar dan mudah ditemukan dipasaran. Secara kualitas, harga tetap merupakan parameter utamanya.
Kabel yang digunakan untuk kebutuhan penerangan, cukup dengan menggunakan kabel 2 x 1,5 mm sebagai jalur utamanya dan kabel 3 x 1,5 mm untuk membuat sambungan dengan saklar ganda.
Di sini saya sertakan gambar sebagai ilustrasi susunan sambungan kabel lampu dengan menggunakan saklar tunggal dan ganda secara sederhana. Anda dapat mengubah jumlah lampu yang hendak dipasang dari setiap titik lampu pada masing-masing skema.
Skema sambungan kabel Saklar Tunggal
Gambar : Sambungan Kawat untuk Saklar Lampu
Gambar : Sambungan Kawat untuk Saklar Lampu
Kode Angka :
  • 1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik / stopkontak.
  • 2 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan saklar tunggal.
  • 3 : Kabel 2 x 1,5 penghubung dengan lampu.
  • 4 : Unit Lampu
Kode Huruf :
  • A : sambungan 2 kawat biru antara kabel no. 1 dengan no. 3.
  • B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan kawat biru no. 2.
  • C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel  no. 2 dengan no. 3.
Keterangan :
Gambar : Bagian Luar dan Dalam dari Saklar Tunggal
Gambar : Bagian Luar dan Dalam dari Saklar Tunggal
Ada 3 sambungan antar kabel dari 3 potong kabel terpisah dan yang harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar tunggal.
Sambungan A adalah sambungan arus netral dari kabel sumber listrik / stopkontak dengan kabel yang terhubung ke lampu. Pada umumnya, kawat netral pada kabel sumber listrik jarang untuk dijadikan jalur saklar diletakkan. Saklar selalu diposisikan pada jalur kawat aktif (hitam).
Sambungan B merupakan arus aktif yang dialirkan ke saklar tunggal agar pendistribusiannya dapat dikendalikan. Saklar ini hanya menghasilkan 1 keluaran arus aktif yang kemudian dihubungkan (sambungan C) dengan satu kawat aktif pada kabel yang terhubung dengan satu / beberapa unit lampu.
Menyambung Unit Saklar Tunggal
Gambar : skema jalur kawat dalam saklar tunggal
Gambar : skema jalur kawat dalam saklar tunggal
Pemasangan kawat tembaga dengan unit saklar tunggal tidaklah sulit. Cukup dengan mengelupaskan kulit pembungkus pada kawat, kemudian tancapkan pada salah satu lubang disisi masing-masing pengungkit berwarna putih dan merah. Kawat biru (input arus listrik positif) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah, sedangkan kawat hitam (output arus listrik positif) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna putih.
Begitu kawat dimasukkan hingga “mentok” ke ujung lubang, pengungkit otomatis akan mengunci-nya (menjepit). Sebelum terkunci, maka kawat akan mudah terlepas. Seandainya pengungkit tidak bisa berfungsi menjepit kawat, anda dapat menarik pengungkit “sedikit” ke atas agar kembali pada posisi semula (default).
Jika kawat yang telah tertancap hendak dilepaskan, cukup hanya dengan menekan kedua pengungkit tersebut.
Skema sambungan kabel Saklar Ganda
Gambar : Sambungan Kawat untuk Saklar Lampu Ganda
Gambar : Sambungan Kawat untuk Saklar Lampu Ganda
Kode Angka :
  • 1 : Kabel 2 x 1,5 terhubung dengan sumber listrik / stopkontak.
  • 2 : Kabel 3 x 1,5 terhubung dengan saklar ganda.
  • 3 : Kabel 3 x 1,5 penghubung antara saklar dan sumber listrik dengan pecahan dua sambungan kabel.
  • 4 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
  • 5 : Kabel 2 x 1,5 penghubung antara kabel 3 dengan lampu.
  • 6 : Unit Lampu.
  • 7 : Unit Lampu.
Kode Huruf :
  • A : sambungan 2 kawat biru dari kabel no. 1 dengan no. 3.
  • B : sambungan kawat hitam kabel no. 1 dengan kawat biru kabel no. 2.
  • C : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 2 dengan no. 3.
  • D : sambungan 2 kawat kuning dari kabel no. 2 dengan no. 3.
  • E : sambungan 3 kawat biru dari kabel no. 3 dengan no. 4 dan no. 5.
  • F : sambungan 2 kawat hitam dari kabel no. 3 dengan no. 4.
  • G : sambungan kawat kuning kabel no. 3 dengan kawat hitam kabel no. 5.
Keterangan :
Ada 7 sambungan antar kabel dari 5 potongan kabel terpisah dan yang harus dirangkai untuk membuat jaringan kabel menggunakan saklar ganda.
Gambar : Bagian Luar dan Dalam dari Saklar Ganda.
Gambar : Bagian Luar dan Dalam dari Saklar Ganda.
Sama dengan sambungan A pada saklar tunggal, sambungan A disini adalah sambungan untuk arus netral (biru) yang kemudian akan dipecah menjadi dua di sambungan E.
Pada sambungan E, kawat netral (biru) dipecah menjadi dua untuk masing-masing lampu. Sehingga, pada sambungan E ini terdapat tiga kawat biru dari kabel no. 3, no. 4 dan no. 5 yang dililit menjadi satu.
Sambungan B adalah sambungan arus aktif antara kawat hitam dari kabel sumber listrik dengan kawat netral (biru) dari kabel penghubung saklar ganda. Arus listrik aktif yang didistribusikan melalui kawat netral (biru) ini akan dipecah dalam saklar ganda untuk menjadi dua keluaran arus listrik aktif melalui kawat hitam dan kuning. Kedua pendistribusian arus listrik aktif ini dikendalikan oleh masing-masing switch.
Sambungan C, D, F dan G adalah sambungan antar kabel yang mendistribusikan arus listrik aktif ke masing-masing lampu.
Menyambung Unit Saklar Ganda
Gambar : skema jalur kawat dalam saklar ganda
Gambar : skema jalur kawat dalam saklar ganda
Teknik pemasangan kawat pada unit saklar ganda, tidak ada bedanya dengan unit saklar tunggal. Kawat biru (input arus positif) ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna merah di switch paling kiri (pertama), sedangkan kawat kuning dan hitam yang merupakan output arus listrik positif, ditancapkan pada lubang di samping pengungkit berwarna putih dari masing-masing switch.
Pada gambar, di bagian tengah antara kedua switch, anda melihat ada sedikit “potongan” kawat biru yang dipasang terpisah peletakannya. Potongan kawat ini sering diistilahkan dengan sebutan “jumper“. Fungsinya untuk mengalirkan arus listrik dari switch pertama ke switch kedua. Sehingga, arus positif yang berada pada switch pertama (sebelah kiri) turut di distribusikan ke switch kedua (sebelah kanan). Jika potongan kawat biru itu tidak disertakan, maka switch kedua menjadi tidak berfungsi (mati) karena tidak memiliki sumber arus listrik.
Cara pemasangannya, cukup dengan memotong kawat tembaga sepanjang 3-4 cm. Kelupaskan pembungkus kawat pada kedua ujungnya. Bengkokkan kedua ujung kawat sepanjang kira-kira 1,5 cm, tancapkan pada lubang di samping pengungkit merah.
Memasang saklar langsung di jalur kabel
skema.saklarTidak semua kondisi pemasangan saklar harus dengan menggunakan jalur kabel tersendiri yang sengaja di julur-kan khusus ke saklar. Pada kasus-kasus tertentu, sering dijumpai kondisi memasang saklar dengan cara langsung di jalur kabel. Dengan demikian, tidak dibutuhkan kabel ekstra yang digunakan sebagai media untuk menghubungkan skalar dengan jalur kabel yang hendak di saklar-kan.
skema.skalar.rekapLogika teknik pemasangan saklar seperti ini, sebenarnya, sama saja dengan teknik pemasangan saklar yang telah di deskripsikan sebelumnya. Hanya saja, letak sambungan kawat biru / netral terlindung di dalam casing-saklar. Saya belum memiliki gambar sebenarnya yang cukup informatif dari pemasangan kawat, baik untuk saklar ganda maupun tunggal. Untuk saat ini, saya hanya bisa menyertakan skema jalur kawat dari kedua saklar tersebut.
Menggabungkan Dua Skema
Gambar : Penggabungan Skema Stopkontak dan Skema Saklar Lampu
Gambar : Penggabungan Skema Stopkontak dan Skema Saklar Lampu
Dalam penerapannya, ada 3 (tiga) cara yang saya gunakan untuk menggabungkan jaringan kabel stop kontak dengan lampu.
Cara skema no. 1. : Unit stopkontak + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stopkontak diujung kabel. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke stopkontak.
Cara skema no. 2. : Unit stopkontak + timer + steker. Membuat jalur baru pada jaringan kabel utama dengan unit stopkontak di ujung kabel dan dipasangkan timer. Awal jaringan kabel lampu dipasangkan steker untuk nantinya dicolokkan ke timer.
Cara skema no. 3. : Menyambung langsung (melilitkan) kawat antar kabel sesuai warna pembungkus kawat. Kabel jaringan utama diputuskan, kemudian kawat tembaga kembali dililitkan bersama-sama jaringan kabel lampu. Ini adalah cara yang paling sering digunakan untuk menyambung kabel di rumah-rumah pada umumnya.
Merangkai skema untuk satu lantai
Gambar ini adalah skema sederhana contoh jaringan kabel di satu rumah untuk memenuhi kebutuhan sumber listrik di 3 ruangan dalam rumah dan 1 sumber listrik di area luar rumah.
Gambar : Skema Pengembangan Instalasi Listrik terminal stopkontak dan saklar lampu untuk satu lantai.
Gambar : Skema Pengembangan Instalasi Listrik terminal stopkontak dan saklar lampu untuk satu lantai.
Skenario awal (Skenario 1 dalam kotak area garis putus-putus) adalah kabel 3 x 2,5 mm dipasang dan ditujukan untuk selalu berakhir di satu area / ruangan di rumah, dimana setiap ujung kabel selalu dilengkapi dengan unit stopkontak 2 lubang. Maksudnya, agar setiap area / ruangan memiliki 2 sumber aliran listrik, yaitu untuk kebutuhan lampu dan non-lampu. Setiap awal jaringan kabel lampu selalu dilengkapi dengan steker untuk dicolokkan ke stopkontak. Hal yang sama jika hendak membuat jaringan kabel stopkontak tambahan untuk area / ruangan tersebut. Pemisahan jalur listrik untuk lampu dan non-lampu memang sengaja dilakukan dengan tujuan memudahkan perawatan / pemeliharaan masing-masing perangkat di kemudian hari. Demikian juga kondisinya dengan kabel jalur utama.
Baru kemudian pada skenario berikutnya (Skenario 2 dalam kotak area garis putus-putus) posisi rumah lampu dan stopkontak dalam ruangan ditentukan. Jadi, perencanaan jalur kabel, titik lampu dan stopkontak dilakukan terbalik dari pemasangan jalur kabel utama.
Cara membuat jaringan kabel seperti ini memerlukan biaya relatif cukup besar karena banyaknya unit stopkontak dan steker sebagai pengganti tindakan melilitkan kawat antar kabel. Panjang kabel yang dibutuhkan pun menjadi lebih banyak. Disamping itu, diperlukan waktu yang relatif lebih lama karena setiap awalan dan akhiran kabel hampir selalu harus dipasangi dengan satu unit steker atau stopkontak sebagai media penyambung antar jaringan kabel. Kapasitas kemampuan hantar arus dari unit stopkontak dan steker juga harus diperhatikan agar tidak menyebabkan panas berlebihan pada kabel saat setelah jaringan sedang digunakan.
Jika memang memiliki kendala seperti yang telah dinyatakan, mengapa rancangan ini tetap dibuat? Apa yang mendasari ide membuat rancangan jaringan kabel seperti ini?
Menyelesaikan pekerjaan jalur kabel utama stopkontak (skenario 1) ke setiap ruangan / area tidaklah sulit. Tetapi, menyesuaikan jaringan kabel lampu dan stopkontak dalam sebuah ruangan (skenario 2) yang memerlukan banyak pertimbangan dan waktu untuk menyelesaikan serta menyempurnakannya.
Tindakan melengkapi ujung setiap kabel pada jalur induk dengan stopkontak (area di kotak skenario 1), bertujuan agar anda tidak perlu mengkhawatirkan akan menghadapi kesulitan untuk mendapatkan arus listrik di setiap area / ruangan. Baik saat sedang melakukan modifikasi maupun modifikasi yang belum selesai dikerjakan / terpaksa ditunda pengerjaannya. Menggunakan konsep pemasangan stopkontak sebagai akses arus listrik di setiap ruangan seperti itu, menjadikan pengerjaan jaringan kabel di area skenario 2 lebih fleksibel. Hal ini mengingat biaya adalah faktor utama yang harus turut diperhitungkan kelancarannya untuk merampungkan pekerjaan seperti ini.
Salah satu keuntungan dengan menggunakan cara tersebut adalah kita dapat mengerjakannya sendiri. Tidak ada biaya jasa pengerjaan yang harus dikeluarkan dan tidak perlu terburu-buru dalam menyelesaikan pekerjaan jaringan kabel dalam sebuah / beberapa ruangan. Selain dapat ditunda dan dicicil pengerjaannya, perubahan jalur kabel atau penggantian perangkat listrik dapat dilakukan dengan tanpa harus mematikan MCB pada meteran PLN. Jadi, pekerjaan memodifikasi jaringan kabel di satu area / ruangan dapat dikerjakan kapan saja tanpa akan mengakibatkan aliran listrik di ruangan lainnya ikut terganggu.
Rancangan ini cocok untuk diterapkan pada rumah dengan kapasitas instalasi listrik terpasang antara 450 VA s/d 2200 VA. Karena kebanyakan unit stopkontak dan steker yang banyak beredar di pasaran dirancang dengan kemampuan menghantar arus hingga kisaran 16 Ampere (3500 Watt).
Unit stopkontak dua lubang ini, dapat diganti menggunakan 2 unit MCB dengan besaran daya (ampere) yang disesuaikan untuk kebutuhan setiap area / ruangan. Cara ini lebih mahal, namun sangat ampuh untuk membatasi pemakaian listrik di setiap area / ruangan.
Hubungan pendek = penyebab kebakaran?
Apakah kondisi stopkontak / steker yang kepanasan dapat menyebabkan kebakaran? Saya rasa tidak juga. Plastik yang menjadi bahan baku stopkontak / steker baru akan meleleh jika memang dengan sengaja dibakar menggunakan nyala api yang berkesinambungan (mis. di atas kompor). Biasanya, begitu terjadi percikan bunga api akibat hubungan pendek, switch MCB (jika tidak rusak) akan langsung “trip”. Walau pun terjadi nyala api, hanya berlangsung beberapa detik saja dan akan mati dengan sendirinya. Jadi, selama tidak disertai dengan percikan bunga api yang berkesinambungan, hampir tidak ada kemungkinan api menyala semakin membesar. Karena bahan baku dari perangkat listrik itu sendiri pada dasarnya sudah tahan panas.
Penyebab kebakaran akibat hubungan pendek arus listrik cenderung dikarenakan tidak adanya kawat arde + MCB sebagai pembatas hantaran arus (mis. mencuri listrik langsung dari jalur kabel listrik di luar rumah), disertai / dan / atau, beban listrik yang melebihi kemampuan hantaran arus kabel. Oleh sebab itu, dengan kondisi susunan kawat kabel dari meteran PLN sudah sesuai jalur masuknya ke MCB pada box MCB dalam rumah, sangat kecil kemungkinan untuk terjadi peristiwa kebakaran jika kabel yang digunakan memiliki kapasitas hantaran diatas kapasitas MCB meteran PLN.
Dari tiga peristiwa perangkat listrik meledak dan disertai dengan percikan api (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) yang saya alami, selalu diakhiri dengan “trip”-nya switch MCB. Tidak ada nyala api berkesinambungan keluar dari kabel / stopkontak / steker, hanya sekali percikan bunga api saja yang keluar dari ketiga unit (travel adaptor, meteran PLN, dan box MCB) tersebut.
Inbow atau Outbow?
Semua gambar di atas, disusun berdasarkan pengalaman saya saat menangani penggantian / penambahan kabel di rumah dengan tehnik outbow. Secara konsep pengerjaan sambungan kabel, menurut saya, tidak ada bedanya antara outbow dengan inbow. Demikian juga dengan konsep menyambungkan kabel pada perangkat outbow / inbow untuk stopkontak dan saklar lampu. Hanya caranya yang sedikit berbeda.
Minggu, 19 Oktober 2014
Posted by Unknown

GAMBAR INSTALASI LISTRIK RUMAH TINGGAL



1.   PENGANTAR
      Untuk pemasangan suatu instalasi listrik, terlebih dahulu harus dibuat gambar-gambar rencananya berdasarkan denah bangunan, dimana instalasinya akan dipasang. Gambarnya harus jelas, mudah dibaca dan dimengerti. Gambar denah bangunannya biasanya disederhanakan. Dinding-dindingnya digambar dengan garis tunggal agak tipis. Saluran-saluran listriknya, karena lebih penting, digambar lebih tebal. Supaya    gambarnya     rapi,
harus dipilih tebal garis yang tepat.
2.   DENAH BANGUNAN
      Denah bangunan adalah suatu gambar yang menunjukkan lokasi dari berbagai ruangan dan kegunaannya, jendela, pintu, tangga, gang dan sebagainya pada suatu rumah tinggal tertentu. Denah-denah sebaiknya digambar dengan skala 1 : 100 atau 1 : 50 tergantung pada ukuran kertas yang digunakan dan pada luasnya bangunan. Gambar 1 memperlihatkan sebuah contoh denah dari suatu rumah tinggal sederhana.
3.   LAMBANG GAMBAR UNTUK DIAGRAM INSTALASI BANGUNAN
      (Lihat Lampiran)
4. GAMBAR INSTALASI
      Gambar instalasi adalah suatu gambar yang meliputi:
1)      Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak kontak, sakelar, motor listrik, PHB dan lain-lain;
2)      Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan alat pengendalinya seperti hubungan lampu dengan sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan alat pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari sirkit akhir atau cabang sirkit akhir;
Gambar 1
3)      Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir tersebut dalam butir 2) dan PHB yang bersangkutan, ataupun pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai hubungan tersebut;
4)      Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan listrik.
5.   CARA MEMBUAT GAMBAR INSTALASI
      Petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat dipakai sebagai pedoman :
1.   Gambarlah denah bangunannya.
2.   Nyatakanlah penggunaan tiap-tiap ruangan dalam gambar, misalnya ruangan duduk, dapur dan seterusnya.
3.   Tentukanlah letak perlengkapan hubung baginya. Perlengkapan hubung bagi (PHB) harus dipasang di tempat yang mudah dicapai dari jalan masuk rumah.
4.   Gambarlah penempatan titik-titik lampu dan sakelar-sakelarnya serta hubungan antara sakelar dengan lampu yang dilayaninya. Sakelar untuk penerangan umum selalu ditempatkan di dekat pintu sehingga kalau pintunya dibuka sakelarnya dapat langsung dijangkau.
5.   Gambarlah penempatan kotak-kotak kontak dindingnya. Secara umum kotak kontak dinding sebaiknya dipasang tidak jauh dari sudut-sudut ruangan. Kotak kontak dinding yang dipasang di tengah-tengah dinding, besar kemungkinannya akan tertutup atau terhalang oleh suatu perabot sehingga kurang berfungsi.
6.   DIAGRAM GARIS GANDA DAN DIAGRAM GARIS TUNGGAL
      Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap penghantar digambar dengan garis tersendiri seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2. Gambar 2 memperlihatkan diagram garis ganda untuk sebuah sakelar kutub satu dengan satu titik lampu.
Gambar 2. Diagram garis ganda
      Gambar 3 memperlihatkan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal. Dalam diagram garis tunggal penghantar-penghantar yang sejenis digambar dengan satu garis dengan beberapa garis lintang kecil.
Gambar 3. Diagram garis tunggal
Jumlah garis lintang ini menyatakan jumlah penghantar sejenis yang ada. Gambar-gambar berikut ini memperlihatkan diagram garis ganda dan diagram garis tunggal untuk beberapa jenis hubungan-hubungan sakelar.
*        Diagram instalasi sakelar, lampu dan kotak kontak :
Gambar 4a.
Gambar 4b.
*    Hubungan Sakelar Seri
            Sakelar seri berguna untuk memutuskan dan menghubungkan dua buah lampu atau dua buah kelompok lampu secara bergantian atau bersamaan.
Gambar 5a.
Gambar 5b.
*    Hubungan Sakelar Tukar (Hotel)
            Sakelar tukar digunakan untuk melayani satu lampu atau kelompok lampu dari dua tempat. Untuk itu digunakan dua sakelar tukar.
Gambar 6a
Gambar 6b.
Posted by Unknown
RANGKAIANN  LISTRIK


Cara Memasang Instalasi Listrik

Kita mulai cara memasang instalasi listrik dengan mengambil contoh instalasi pasang dalam dengan denah dan rencana peletakan komponen instalasi listrik seperti gambar dibawah ini :
dari gambar diatas kita tentukan jalur terbaik yang akan digunakan sebagai saluran utama instalasi. Kita ambil contoh jalur ter-efektif  seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Dari gambar diatas kita lanjutkan dengan menentukan titik-titik percabangan maupun jalur dari saluran cabang yang nantinya akan terhubung ke masing-masing komponen instalasi. Kita ambil contoh seperti gambar dibawah ini :
Untuk memulai pekerjaan instalasi, ada baiknya kita lakukan dari bagian terdepan. Ok.... Kita mulai pemasangan instalasi listrik...
  1. Pasang batang arde ke dalam tanah. Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang ground/arde dilakukan  sedemikian rupa hanya menggunakan bantuan tangan saja alias jangan dipalu.. Jika dalam penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan sebaiknya penanaman digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC terhadap letak kotak pengaman. Dari sebab inilah mengapa pada penanaman batang arde jangan dipalu, karena dikawatirkan batang ground/arde menjadi bengkok bahkan lebih parah lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas. Perlu diingat bahwa batang ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari besi/baja yang digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan tembaga inilah yang sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde tersebut. Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah yang ditanami batang ground/arde tersebut. Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan untuk penanaman grounding tersebut dengan serbuk arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki hambatan dalam tanah. Ingat, dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap didalam lobang tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di atas permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk arang/abu gosok tidak akan ada fungsinya.
  2. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas permukaan tanah untuk penyambungan dari kabel BC.
  3. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, anda bisa bantu memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan ketika anda membeli batang ground/arde. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang ground/arde terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar-benar baik. Jika dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat pengikatan dengan menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas isolasi dari kabel NYA tersebut.
  4. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC, masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam tanah. Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut atau anda juga bisa menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
  5. Rapikan sisa kabel  BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa menggunakan peralon jika kabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda bisa tanam langsung didalam tembok kemudian ditutup dengan adukan semen. Jangan lupa sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat penyambungan ke kotak pengaman.
  6. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara memasang box sekering jika anda memilihnya sebagai kotak pengaman atau cara memasang box MCB jika dipilih sebagai kotak pengamannya.

    • Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada baiknya kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4-nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar dari box sekering tersebut. Anda bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A (tampak depan) dibawah ini.
    Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan letak pemasangan terlihat dari samping, begitu juga gambar C dimana dibuat lobang tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3x4. Perlu diingat, nantinya apabila tembok dirapikan maka pipa maupun kabel NYM 3x4-nya tidak akan terlihat sehingga buatlah kedalaman jalur tersebut sedemikian rupa agar tercapai maksud diatas.
    • Seperti halnya pada pemasangan box sekering, pemasangan box MCB juga tak jauh berbeda. Hanya saja ukuran kotak dudukan box MCB sedikit lebih besar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

    7. Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan perkuat dengan     bantuan paku.
    8. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran utama instalasi dari kotak pengaman ke titik percabangan pertama. Atur pipa instalasi sesuai jalur denah sampai titik percabangan pertama. Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas / api lilin seperti disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa sesuai jalur belokan tersebut. Usahakan jangan sampai pipa tersebut robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan tersendiri untuk membuatnya.
    9. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuning loreng) kedalam pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/- 20cm kemudian atur pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak sambung (Kruis-doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.
    10. Kita sampai pada titik cabang petama dimana terdapat jalur cabang menuju saklar 1, saklar 2 dan stop kontak 1. Dari sini juga perlu ditinjau titik cabang 2 karena lampu 2 berasal dari saklar 2 dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya berasal dari titik cabang 1. Untuk lebih jelasanya, jalur kabel dari kedua titik cabang tersebut terlihat seperti gambar dibawah ini.

    Untuk jalur kabel dari titik cabang 1 menuju saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti  bagan dibawah ini dan cara memasang saklar dapat dilihat disini.
    Sedangkan  pemasangan pipa maupun tempat dari saklar 1, saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti gambar dibawah ini.
    Gambar A menjelaskan pembuatan jalur hubungan antara tempat saklar 2 dengan tempat saklar 1 didalam tembok dengan memodifikasi(melobangi) masing-masing tempat dari saklar tersebut, sedangkan gambar B menjelaskan hubungan tempat saklar 1 dan tempat stop kontak 1 yang dipasang bersebelahan. Sebagai catatan : untuk In bow doos (tempat dari saklar maupun stop kontak) dalam pemasangannya  diusahakan agak dalam sehingga nantinya ketika dipasang saklar maupun stop kontak akan rapi tertata alias rapat dengan tembok.
    11. Kita lanjutkan pengerjaan pada titik cabang 3 dengan melihat penjelasan gambar dibawah ini.
    12. Kemudian pada titik cabang 4 seperti terlihat pada gambar dibawah ini.

    13. Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya buat berjaga-jaga bila suatu saat instalasi akan diperluas. Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan pemasangan stop kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik sambung 5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik sambung 5 tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop kontak 2 diambil dari titik sambung 4.
    Hampir lupa.. Untuk pemasangan In bow doos maupun pipa instalasi dari saklar 3&4 maupun stop kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan sebelumnya.
Posted by Unknown
BIOTADA


NAMA   : M.SUGIHARWANTO
KELAS   : XII TITL 1
NO ABSEN: 39
SMK PGRI 1 SIDOARJO

BINTANG

Minggu, 12 Oktober 2014
Posted by Unknown

// Copyright © TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK //Anime-Note//Powered by Blogger // Designed by Johanes Djogan //